KEGIATAN

Sekuat Jati (Sewu Kupat Jatimulyo) Kuatkan Harmonisasi di Suasana yang Fitri.

Kelurahan Jatimulyo, Minggu (05 Mei 2024)-Tradisi kupatan pada bulan Syawal bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Indonesia. Tradisi ini merupakan akulturasi budaya yang telah dilakukan oleh Sunan Kalijaga, biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh bulan Syawal dengan harapan dan makna sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, saling bersedekah, saling bersilaturrahim dan saling memaafkan.

Secara harfiah kata ketupat atau kupat berasal dari bahasa Jawa yang artinya “ngaku lepat” (mengakui kesalahan). Adapun janur kelapa merupakan kependekan dari kata jatining nur (hati nurani) dan beras di dalamnya menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian, bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Maka, tradisi ini berfungsi sebagai pengingat agar manusia dapat mengakui kesalahan dan kemudian saling memaafkan.

Di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, tradisi kupatan ini dikemas dalam acara tasyakuran yang bertajuk Sekuat Jati atau Sewu Kupat Jatimulyo. Acara ini digelar dengan tujuan nguri-uri budaya kupatan, halal-bihalal warga kelurahan Jatimulyo, sekaligus untuk memperingati HUT ke-110 Kota Malang. Sesuai dengan tajuk yang dibuat, acara ini menghadirkan kurang lebih 1.000 ketupat gratis yang disiapkan untuk para pengunjung yang datang. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh beberapa penampilan dari Perkusi Musik Sekawan, seni Bantengan Putri Cempoko, serta dolanan tradisional. Tak hanya itu, acara Sekuat Jati juga menghadirkan bazar UMKM Joyo Jatimulyo dengan harapan dapat mengangkat produk UMKM lokal dari warga kelurahan Jatimulyo.

Pj. Walikota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM membuka acara Sekuat Jati.

Sekuat Jati dihadiri dan dibuka oleh Pj. Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM. Dalam sambutan yang diberikan, beliau sangat  mengapresiasi kegiatan Sekuat Jati yang dicetuskan oleh warga di kelurahan Jatimulyo tersebut yang mana memadukan seni budaya dan UMKM. Beliau juga berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan di daerah-daerah lain di Kota Malang sehingga dapat mendukung Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia.

Ketua panitia, Arif Subandi menyampaikan dalam sambutannya bahwa keberhasilan acara ini tentu karena dukungan berbagai pihak termasuk warga kelurahan Jatimulyo yang telah bersedia menyediakan 1.000 ketupat secara gotong royong. Tak lupa melalui acara besar ini Arif menyampaikan doa agar masyarakat Jatimulyo selalu dikaruniai kesehatan, kesuksesan, kekompakan, serta dapat pula mengangkat potensi UMKM dan seni di kawasan Jatimulyo.

Sekuat Jati nguri-uri budaya dengan menghadirkan pertunjukkan Bantengan Putri Cempoko.

Selain Pj. Wali Kota Malang, beberapa tamu undangan yang tampak hadir pada kesempatan ini yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana, Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Djulharjanto, Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi, dan juga Camat Lowokwaru Rudi Cahyono Catur Utomo.